7 COBAAN PENGUJI PERSAHABATAN

Sahabat Anda melupakan hari ulang tahun Anda? Tapi, tak lama kemudian dia datang meminjam pakaian untuk pesta. Banyak cobaan menguji seberapa besar dan kokohnya persahabatan. Tapi, jangan khawatir. Selalu ada jalan untuk menghadapi cobaan.

.1. Anda bertiga berteman akrab atau setidaknya begitulah yang Anda pikirkan. Tapi, minggu lalu, Anda melihat kedua teman Anda di mal. Hari ini, Anda bertemu mereka meninggalkan sebuah restoran. Anda begitu kecewa hingga tidak sepatah kata pun terucap dari mulut Anda. Apakah mereka mencoba menyisihkan Anda? Bagaimana Anda harus menghadapi keduanya?.

Sebuah keadaan yang sangat buruk. Mereka memang tidak harus mengajak Anda sebelum pergi. Tapi, tindakan mereka mungkin mengisyaratkan bahwa mereka mencoba meniadakan Anda. Bagaimana Anda mengetahui apa yang terjadi sesungguhnya?

Dalam situasi seperti ini, percayalah pada insting Anda. Jika ekspresi bersalah tergurat di wajah mereka ketika Anda secara tidak sengaja memergoki, artinya mereka tengah "berselingkuh" dari Anda. Yang harus Anda lakukan, menelepon kedua teman Anda. Katakan, ''Saya tidak akan menemui kalian lagi.'' Mereka akan merasakan isyarat itu. Bahkan jika mereka tidak merasa, Anda telah bicara dan menjaga kewibawaan. ''Setelah itu, hindari persahabatan segi tiga,'' kata sosiolog Jan Yager, Ph.D. pengarang .Friendshifts: The Power of Friendship and How It Shapes Our lives.. ''Persahabatan segi tiga memang terlihat bagus, tapi sulit dipertahankan. Pertemanan bergeser.'' Dan, apakah Anda pernah memperkenalkan dua orang teman dan mereka bisa bergaul dengan baik? Mungkin, kata Dr. Yager, Anda tidak perlu mengajak mereka keluar bersama-sama.

.2. Seorang teman selalu datang dan minta nasihat. Herannya, dia tak pernah melakukan nasihat itu. Sampai-sampai, Anda bosan menghabiskan waktu dengan masalah-masalah yang dihadapinya. Apakah Anda harus mengatakan padanya untuk benar-benar menuruti nasihat yang Anda berikan?‚

Memberi nasihat pada seorang teman seperti memberi sebuah hadiah. Dia melakukan apapun sesuai keinginannya, itu haknya. Daripada mengajukan pertanyaan yang tak perlu, lebih baik Anda bertanya pada diri sendiri: ''Mengapa saya selalu memberinya nasihat?'' Mungkin, Anda merasa kasihan padanya. Atau, mungkin Anda berdua memiliki hubungan yang rutin.

Kerutinan tidak saja terjadi pada pasangan suami istri. Kerutinan juga kerap menjebak pertemanan. Pertanyaannya: dapatkah pertemanan seperti itu berubah dan berkembang? Tidak selalu. Terkadang, dua orang bertemu tidak punya topik apapun untuk dibicarakan. Jika situasi ini membuat Anda gelisah, sudah waktunya melakukan perubahan. Berhentilah memberi nasihat. Saat dia datang meratap, katakan padanya, ''Saya juga bingung.'' Tanyakan apakah dia punya ide. Biarkan dia mencoba menjadi bijak. Yang penting, jangan biarkan dia berpikir di ruang tamu Anda. Lebih mudah keluar dari kerutinan ketika Anda dikelilingi pemandangan dan suasana baru. Sebab, banyak hal yang bisa dibicarakan. Ketika dia mencurahkan perasaan, Anda berdua dapat . berjalan-jalan di museum, atau melihat-lihat kosmetik baru di supermarket. Dengan cara ini, Anda telah memperbaharui wajah pertemanan Anda.

.3. Sahabat Anda terlihat marah. Pasalnya, dia baru mendengar bahwa tahun lalu Anda menggambarkan dia sebagai orang dangkal dan egois. Dia ingin tahu apakah Anda benar-benar mengatakan itu.‚

Dalam situasi seperti ini, tidak perlu mendebatnya. Sebab, dari wajah Anda pun sudah terbaca sikap Anda sesungguhnya. Kita semua diprogram untuk jujur dan berbagi perasaan terdalam dengan sahabat. Kabar baiknya, jika Anda tidak meyakini apa yang Anda katakan   dulu  terhadapnya,  wajah  Anda  pun   akan mengkomunikasikannya. Mintalah maaf padanya. Jelaskan mengapa Anda berkata demikian. ''Atau, jelaskan padanya bahwa sekarang Anda membuktikan pernyataan itu salah,'' kata Sharon L. Hanna, pengarang .Person to Person: Positive Relationships Don't Just Happen.. Dia mungkin akan memaafkan Anda. Dia pun mungkin pernah menggosipkan Anda. ''Semakin berumur, semakin banyak saya belajar untuk memaafkan diri sendiri, dan saya berharap sahabat pun dapat memaafkan saya juga,'' kata Hanna. Tapi, nggak ada salahnya jika Anda meneleponnya dan bertanya, ''Apakah saya dimaafkan?''

.4. Sekali lagi, Anda menelepon sahabat untuk mengundurkan jadual makan siang. Tiba-tiba, dia membentak, ''Kenapa harus repot-repot? Kamu baru saja membatalkannya.'' Apa respon terbaik?‚

Seorang sahabat hanyalah manusia biasa. Dia punya perasaan, kebutuhan dan kehidupan. Dan, Anda sedang mengacaukan semuanya. Tidak heran kalau dia membentak. Dia merasa disepelekan. Maklumi saja. Anda justru harus introspeksi diri. ''Tanyalah pada diri sendiri mengapa Anda terlalu sering membatalkan janji dengannya,'' kata Dr. Yager. Mungkin, Anda tidak berhasrat menemuinya. Atau, mungkin, kehidupan Anda yang terlalu kacau hingga harus dijadual ulang. ''Minta maaf padanya. Katakan, persahabatan ini sangat penting bagi Anda (jika memang begitu kenyataannya), dan berjanjilah tidak akan menjadual ulang sampai Anda yakin mampu menepatinya,'' kata Dr. Yager. Kemudian, sesuaikan jenis persahabatan dengan situasi yang Anda hadapi sekarang. Jika itu berarti hanya bisa meneleponnya saja, dan bukan makan siang, lakukan saja. Tidak perlu merasa tidak enak. Yang penting, Anda tetap berhubungan dengannya.

.5. Salah satu sahabat lama Anda menelepon untuk meminta pertolongan. Dia dan anak-anaknya akan datang ke kota Anda selama seminggu. Bisakah mereka tinggal dengan Anda? Anda tidak ingin mengatakan "iya", tapi dapatkah Anda berkata "tidak" dan tetap menjaga pertemanan itu?‚

Ada pendapat, ketika seorang sahabat meminta bantuan, kewajiban kita untuk memenuhinya, tidak peduli seberapa besar bantuan itu. Pendapat ini benar hanya bila sahabat Anda bukan jenis orang yang senang meminta pertolongan. Dia mungkin telah salah menilai situasi dan meminta terlalu banyak. Tapi, kita semua juga pernah salah menilai. Dalam kasus di atas, sahabat Anda mungkin benar-benar tidak punya uang untuk membayar hotel. Atau, dia hanya ingin bernostaliga bersama Anda. Beberapa orang meminta pertolongan karena putus asa, tapi mereka tidak mau mengakuinya. Jadi katakan "ya", atau Anda mungkin akan menyesali keputusan menolaknya. Kecuali, jika teman Anda ini tidak pernah menelepon selama 10 tahun lebih. Kalau memang begitu, ceritanya jadi lain. Anda boleh menolaknya.

.6. Anda berteman dengan istri mantan pacar Anda. Satu hari dia tersenyum dan bertanya, ''Bagaimana sikap dia terhadap wanita?'' Apakah senyumnya berarti dia curiga? Haruskah Anda "mencuci tangan"?‚

Menyatakan Anda pernah berpacaran dengan suaminya, bukanlah cara untuk mengikat pertemanan baru. Mengakui bahwa Anda "tahu" suaminya justru membuatnya cemas. Teman Anda akan bertanya-tanya dalam hati, apakah api cinta antara Anda berdua sudah habis. ''Terutama, bila kehidupan seks mereka sedang goyah,'' kata Carolyn Bushong, pengarang .The Seven Dumbest Relationship Mistakes Smart People Make.. Dia juga akan penasaran mengapa suaminya tak pernah bercerita. Lalu, apa lagi yang disembunyikan suaminya? Pantas saja, kalau teman itu marah pada Anda. Sebab, Anda telah membuatnya meragukan suami. ''Ketika seorang teman meminta Anda menceritakan masa lalu suaminya, beri dia cerita yang bagus dan tidak berbahaya,'' kata Bushong.

Tentu saja, satu hari rahasia Anda itu bakal terbongkar. Entah dari mulut suaminya atau teman kuliah Anda. Bila ini terjadi, cobalah tunjukkan bahwa Anda tulus untuk bersahabat dengannya, hingga bersedia menanggung risiko ini. ''Katakan, kisah cinta itu sudah menjadi bagian masa lalu. Sebenarnya, Anda sudah lama ingin bercerita, tapi tak tahu bagaimana caranya,'' saran Bushong.

.7. Seorang sahabat akan bercerai. Ketika menjelek-jelekkan bakal mantan suaminya, dia berkata, ''Saya bisa mempercayai kamu untuk tidak menemuinya lagi, kan?'' Nyatanya, Anda ingin tetap berteman dengan suaminya. Apa yang harus Anda lakukan?‚

Anda harus memilih salah satu sisi. Jika tetap ingin menjaga pertemanan dengannya, Anda harus mengorbankan pertemanan dengan bakal mantan suaminya. Permintaannya sangat tidak beralasan. Dan, memang tidak perlu alasan bagi seorang yang baru saja bercerai. ''Aturan tak tertulis: Anda memilih sisi teman Anda dan mencoret mantannya dari daftar -- jika dia benar-benar sahabat Anda,'' kata Bushong. Tapi, bukan berarti Anda harus ikut menjelek-jelekkan atau bersikap dingin kepada mantannya ketika bertemu. Tapi, berdiri di sisinya berarti saat sahabat Anda menyisihkan mantannya dari kehidupannya, Anda bakal melakukan hal serupa. Lalu, bagaimana jika Anda merasa tidak enak kehilangan suaminya sebagai teman? Saatnya Anda berpikir ulang: Apakah dia benar-benar sahabat Anda? *